BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah mencatat bahwa dunia Islam
mengalami masa kemunduran setelah bangsa Mongol mengadakan serangan ke wilayah
Barat. Satu demi satu wilayah-wilayah Islam jatuh ke tangan mereka. Transoxiana
dan khawarizm dikalahkannya pada 1219 M, Gasna pada 1221 M, Azerbaijan pada
1224 M dan Saljuk di Asia kecil pada 1243 M. Setiap daerah yang dilaluinya juga
hancur, bangunan- bangunan yang bernilai sejarah, Sekolah-sekolah,
gedung-gedung dan mesjid-mesjid musnah dibakar. Demikian pula pembantaian
terjadi secara besar-besaran. Serangan yang dilakukan oleh bangsa Mongol tidak
hanya sampai di sana, tetapi juga Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan
peradaban Islam yang sangat kaya dengan khasanah ilmu pengetahuan juga hancur
dibumi hanguskan pada 1258 M (Sayuti.1999:366-369). Kehancuran kota Baghdad ini
merupakan pukulan telak yang menentukan bagi peradaban Islam selanjutnya.
Ekspansi
terakhir yang dilakukan bangsa Mongol terjadi pada permulaan abad XV dipimpin
oleh Timur Lenk yang terkenal bengisnya. Pada waktu itu bangsa Mongol yang ada
di wilayah barat telah memeluk Islam. Akan tetapi, hal itu tidak membawa
perubahan pada tingkah laku mereka termasuk Timur Lenk. Kebiadaban tampak dalam
usahanya menumpuk tengkorak manusia sebanyak 70.000 setelah serbuan ke kota
Isfahan di Persia. Kerajaan Timurlah yang dibangun Timur Lenk terpecah belah
pada akhir abad XV, hingga akhirnya runtuh. Wilayah kerajaan tersebut kemudian
diperebutkan oleh dua suku Turki, yaitu Kara Koyunlu dan Ak Koyunlu.
“Pada kurun waktu 1500-1800 M, pasca
keruntuhan dinasti bangsa Mongol, muncul tiga kerajaan besar. Tiga kerajaan
tersebut adalah kerajaan Turki Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan
kerajaan Mughal di India. Ketiga kerajaan ini kemudian mencapai kemajuannya dan
kejayaanya masing-masing. Meskipun umat Islam pada masa ini meraih kemajuan
diberbagai bidang, tapi belum dapat menyaingi kemajuan yang dicapai pada masa
Dinasti Abbasiyah, khususnya pada bidang Ilmu pengetahuan. Namun menarik untuk
dikaji, karena kemajuan pada masa ini terwujud setelah dunia Islam mengalami kemunduran
beberapa abad lamanya” (Tohir.2004:166).
Kajian
dalam makalah ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai sejarah masuknya
Islam di India dan perkembangannya. Kajian ini menjadi cukup penting karena
India sebagai negara dengan penduduk mayoritas memeluk agama Hindu dan menjadi
negara kedua di dunia dengan populasi terbesar, diprediksi pada tahun 2050 akan
memiliki populasi muslim terbesar di dunia yang akan mengalahkan Indonesia.
Berdasarkan rumusan masalah diatas
penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah masuknya islam di
india?
2.
Bagaimana perkembangan Islam di India?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas penulis
merumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Pembaca mampu memahami bagaimana
sejarah masuknya islam di India.
2. Pembaca mampu memahami perkembangan
Islam di India.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Masuknya Islam di India
Islam diperkirakan masuk ke India pada abad
ke-7 melalui jalur perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam, Khalifah
Umar bin Khattab dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk menaklukkan
India. Namun rencana itu baru bisa dilaksanakan secara efektif pada masa
pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa itu awal dari
kekuasaan Islam di India. Barulah gubernur Irak yang bernama Hajjaj bin Yusuf
As-Saqifi pada masa khalifah Umayyah, al-Walid bin Abdul Malik yang mengirimkan
eksepedisi untuk menangani perampokkan kapal yang dilakukan oleh suatu kelompok
yang dilakukan Raja Dahir (salah seorang penguasa di Sind) pada tahun 706 di
Dybut (dekat karachi sekarang). Kapal-kapal yang dirampok tersebut berisi
hadiah tanda persahabatan Raja Sri Lanka kepada khalifah al-Walid bin Abdul
Malik. Eksedisi yang dipimpin oleh seorang jendral perang yang berusia delapan
belas tahun bernama Muhammad bin Qasim dan sejak, itu Muhammad bin Qasim
berhasil menguasai Dibul dan membebaskan para sandera. Bahkan Raja Dhahir
sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut. Kemudian pada 713, wilayah Multan
dikuasai Muhammad Qasim dan sejak itu Muhammad Qasim menjadi seorang gubernur
Sind untuk pemerintahan Umayyah. Kecakapannya memimpin Sind mendorong banyak
orang India masuk Islam.
Setelah
Muhammad bin Qasim, ada 10 gubernur dari pemerintahan Umayyah dan 30 dari
gubernur dari pemrintahan Abbasiyah yang melanjutkan kekuasaan Islam di India
sejak itu melalui kontak senjata antara penguasa Hindu India dan penguasa Islam
di berbagai wilayah dekat India, secara bertahap bermunculan berapa wilayah
kekuasaan Islam di daerah ini. Sebagai contoh ialah keberhasilan Dinasti
Gasnawi menguasai wilayah India, antara lain Wahid Mulatan, Nardin, Thanisar,
Barn, Mathura, setelah Gazanawi muncul sejumlah penguasa Islam lainnya seperti
Dinasti Guri di India yang berlangsung dari 1173 hingga 1556. Kesultanan Delhi
ini tercatat ada beberapa Dinasti yang berkuasa yaitu Dinasti Mamluk
(1206-1290), Dinasti Khalji (1206-1320), Dinasti Tugluq (1320-1413), Dinasti
Sayid (1414-1451), dan Dinasti Lody (1451-1526). Penguasa Dinasti Lody yang
berakhir adalah Ibrahim Lody, tidak dapat memprtahankan kekuasaannya berbagai
pemberontakan dan pertentangan Interen keluarga. Penguasa, Kabul, Bubur, saat
itu berhasil menyelesaikan kericuhan dalam Dinasti Lody, sehingga pada 1526 ia
berhasil menegakkan Dinasti Mughal di anak benua India (Abdullah.2001:181).
B. Perkembangan Islam di India
Peranan
muslim India dalam pengembangan Islam dapat dilihat dalam empat tahapan:
pertama, masa sebelum kerajaan Mughal (705-1526): kedua, masa kekuasaan
Kerajaan Mughal (1526-1858); ketiga, masa kekuasaan Inggris (1858-1947); tahap
keempat, Islam pada negara India sekular (1947 sampai sekarang).
Masuknya
kaum muslimin ke anak benua India terjadi dalam tiga gelombang yang terpisah.
Orang-orang Arab masuk pada abad ke-8, orang-orang Turki pada abad ke-12, dan
orang-orang Afghan pada abad ke-16. Jauh sebelum kerajaan Mughal berdiri,
sebenarnya sejak abad ke-1 Hijriah, Islam telah masuk ke India ketika Umar bin
Khattab memerintahkan suatu ekspedisi. Pada tahun 643, setelah Umar wafat,
orang-orang Arab menaklukkan Makran di Baluchistan. Pada masa pemerintahan Bani
Umayah, Islam melanjutkan ekspedisi ke sana di bawah Panglima Muhammad bin
Qasim yang berhasil menguasai Sind, dan mulai tahun 871 orang-orang Arab telah
menjadi penghuni tetap di sana (Ensiklopedi.2002:211).
Meskipun masih dalam abad pertama
Hijrah Nabi, tanah-tanah Sind telah menjadi wilayah Kerajaan Islam, namun
bagian terbesar dari tanah India belum takluk di bawah pemerintahan Islam.
Raja-raja masih memerintah dengan kuat dibeberapa negeri yang besar, dan alam
Hindu masih kuat dengan kuil-kuil dan pagoda. Membicarakan kehadiran Islam di
India serasa tidak lengkap kalau tidak menyebut peranan dinasti Ghasnawiyah.
Meskipun bukan yang pertama kalinya ke India paling tidak pasukan Ghasnawiyah
yang dipimpin oleh Sultan Mahmud makin meneguhkan posisi Islam di India. Dia
berhasil mengembalikan posisi Islam di wilayah ini dengan menaklukkan raja-raja
Hindu dan mengadakan pengislaman masyarakat India pada tahun 1020 M (ibid:211).
Keberhasilan
ini ditopang oleh konsep ajaran Islam yang dibawanya, yang lebih menekankan
persamaan derajat menggantikan sistem kasta yang berkembang di tengah
masyarakat Hindu. Sultan Mahmud Gaznawi pada tahun 1020 berhasil menaklukan
raja-raja Hindu di wilayah India dan mengislamkannya. Setelah Dinasti Gaznawi
runtuh, muncullah dinasti kecil seperti Mamluk, Khalji, Tugluq, dan yang
terakhir Dinasti Lody yang didirikan oleh Bahlul Khan Lody (w. 1489). Sampai
akhirnya datang era kejayaan dinasti Mughal. Dengan demikian, Mughal bukanlah
kerajaan Islam yang pertama di India (Ali.2000:331).
Orang
yang mendirikan kerajaan Mughal di India adalah Zahiruddin Babur (1482-1530M).
Ia adalah salah seorang keturunan Timur Lenk (Yatim.2006:147). ayahnya Umar
Mirza adalah seorang penguasa di Asia Tengah. Sementara ibunya merupakan
keturunan Jengis Khan (yatim:2006:351).
Sepeninggal
ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta kekuasaan wilayah Ferghana.
Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang merupakan kota
terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia gagal mewujudkan
cita-citanya. Berkat bantuan dari Ismail, raja Safawi, ia meraih keberhasilan
menaklukkan kota Samarkand pada tahun 1494. Kemudian pada tahun 1504 ia
berhasil menaklukkan Kabul, ibukota Afghanistan. Dari Kabul inilah mengadakan
ekspansi ke India yang diperintah oleh Ibrahim Lodi. Dinasti Lodi ketika itu
sedang mengalami krisis dan mulai melemah pertahanannya sehingga inilah
kesempatan yang dimanfaatkan oleh Babur untuk menumbangkannya. Dalam upaya yang
sungguh-sungguh untuk menguasai India, pada tahun 1525, Babur berhasil
menaklukkan Punjab. Perjalanan Babur kemudian berhasil memperoleh kemenangan
sehingga pasukannya memasuki kota Delhi. Pada tanggal 21 April 1526M,
terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Babur memasuki kota Delhi
sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian, berdirilah
kerajaan Mughal di India (yatim:147).
Zahiruddin
yang terlahir dengan nama Zahiruddin Muhammad dilahirkan pada tanggal 24
Februari 1403 dan meninggal pada tanggal 26 Desember 1530 di Farghana (Khokan),
suatu negeri kecil tapi indah di Asia Tengah yang juga merupakan daerah
kekuasaan ayahnya, Umar Mirza. Dia mendapat julukan Babur yang berarti “Si
Macan” untuk menggambarkan keberaniannya (ahmad.1996:330).
itu
telah mengekspor kain ke Eropa, menghasilkan rempah-rempah, gula, dan lain-lain
yang ketika itu semua merupakan komoditas ekspor. Ketiga dalam bidang
pendidikan Mughal sangat cemerlang, mereka membangun masjid, perpustakaan, dan
madrasah. Pengajaran waktu itu meliputi filsafat, logika, geometri, sejarah Ketika
terjadi kekacauan di negerinya, ia mengundang Muhammad Babur dari Kabul yang
kemudian berhasil mendirikan Kerajaan Mughal. Ketika Mughal dipimpin oleh
Aurangzeb, semasa kekuasaannya kerajaan Mughal sebagai salah satu kerajaan adi
kuasa. Sehingga mengalami kesuksesan yang amat besar diberbagai bidang. Pertama
dalam bidang futuhat Mughal berhasil menguasai daerah yang meliputi Kabul,
Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar,
Bengal, Khandes, Berar, Ahmadnagar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore,
dan Trichinopoli. Kedua dalam bidang ekonomi, bahwa umat Islam pada waktu,
politik, matematika, dan ilmu agama. Selain itu juga dibangun sekolah - sekolah
tinggi. Keempat bidang arsitektur, dapat dilihat dari bangunan – bangunan yang
indah seperti Benteng Merah, Masjid Jami’, istana megah di Delhi dan Lahore,
dan yang termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia adalah Taj Mahal di
Agra (Ensiklopedi Islam:211).
Kemajuan
Mughal di bidang politik dan militer memuncak pada masa pemerintahan Babur,
Akbar dan Aurangsab. Sementara bidang
seni khususnya seni bangunan atau arsitektur mencapai puncaknya pada masa
pemerintahan Syah Johan, sebagaimana bidang agama khususnya hukum Islam pada
masa Aurangzab. Adapun kemajuan di bidang ekonomi khususnya pertanian terjadi
pada masa pemerintahan Akbar.
Ada
beberapa faktor yang mendukung kemajuan tersebut, antara lain di bidang politik
dan militer adalah faktor dan keuletan para sultannya; di bidang seni dan
budaya karena terjadinya akulturasi budaya pendatang dengan suku-suku di India;
dan di bidang ekonomi adalah faktor
kesuburan tanah dan strategis wilayahnya (karim.2007:319).
Sejak
masuknya Inggris di India, rakyat India terutama umat Islam protes dan melawan
melalui beberapa wadah, diantaranya gerakan pemberontakan Faqir yang terjadi
selama 40 tahun (Karim.2007:319). Karena itu, penjajahan Inggris atas
India bagi muslim berarti kehilangan pengaruh politik, ekonomi, budaya, dan
agama Islamnya. Hal itu menyebabkan jatuhnya imperium Mughal, sejak itu Muslim
India (termasuk Pakistan dan Bangladesh sekarang) merasa semakin dikesampingkan
oleh kekuasaan penjajah Inggris. Penderitaan ini semakin bertambah setelah
Inggris bekerjasama dengan orang-orang Hindu dan Sikh dalam memerangi kaum
muslimin (ahmad.2009:447). Walaupun demikian, kebangkitan muslim modern
bersamaan dengan semua pengaruh muslim. Namun hal ini tidak memperoleh cukup
jaminan dari mayoritas Hindu untuk melindungi identitas, budaya, dan agama
orang-orang muslim. Oleh sebab itu, hal ini menyebabkan terciptanya Pakistan
yang akhirnya terpecah menjadi dua (Pakistan dan Bangladesh). Orang Islam
merasa nasibnya jauh lebih membaik di dua negara merdeka itu, karena
mendapatkan kemerdekaan serta kedaulatan untuk hidup selamanya. Namun
sebaliknya, muslim yang hidup di daerah mayoritas Hindu yang membentuk republik
India mengalami situasi yang memburuk.
Umat
Islam di India menyebar di negara-negara bagian: Uttar Pradesh, Bengali Barat,
Bihar, Kerala, Assam, Andra Pradesh, Maharashtra, Kashmir, Tamil Nadu, Gujarat,
Karnataka, dan Madya Pradesh. Kebanyakan muslim India adalah petani.
Pada
saat ini, kebudayaan Islam India, dengan keserbasamaannya yang menyeluruh
dibanding dengan kebudayaan Hindu di anak benua ini, mempunyai dua praktik yang
sedikit berbeda antara Muslim di daerah Utara dan Selatan India. Di Utara,
Muslim kebanyakan menganut madzhab Hanafi, berbahasa Urdu atau Benggali. Di
Selatan, Muslim mengikuti madzhab Syafi’i dan umumnya berbahasa Tamil.
Sekitar
90% Muslim di India beraliran Sunni dan umumnya menganut madzhab Hanafi.
Diantara aliran Sunni, ada sekitar empat juta muslim bermadzhab Syafi’i,
kebanyakan di negara bagian selatan. Sisanya kebanyakan aliran Syi’ah madzhab
Ja’fari di negara-negara bagian barat laut.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
1.
Masuknya
Islam ke India diperkirakan pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Pada masa
pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus di mana gubernur Irak yang
bernama Hajjaj bin Yusuf As-Saqifi pada masa khalifah Umayyah, al-Walid bin
Abdul Malik yang mengirimkan eksepedisi untuk menangani perampokkan kapal yang
dilakukan oleh suatu kelompok yang dilakukan Raja Dahir yang dipimpin oleh
Muhammad bin Qasim. Keberhasilan Muhammad Qasim menangani masalah ini dan
menjadi seorang gubernur Sind untuk pemerintahan Umayyah mendorong banyak orang
India masuk Islam.
2.
Perkembangan
Islam di India dapat dilihat dalam empat tahapan: pertama, masa sebelum
kerajaan Mughal (705-1526): kedua, masa kekuasaan Kerajaan Mughal (1526-1858);
ketiga, masa kekuasaan Inggris (1858-1947); tahap keempat, Islam pada negara
India sekular (1947 sampai sekarang).
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Taufiq.
dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam,
Ajaran (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, t,th.
Ahmad, Jamil. Seratus
Muslim Terkemuka (Cet. IV; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.
Ali, K. Sejarah
Islam (Tarikh Pramodern) (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000.
Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Cet. II; Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1994.
Karim, M. Abdul. Sejarah Islam di
India (Yogyakarta: Bunga Grafies Production, 2003.
---------------. Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher ,2007.
Suyuti, Jalaluddin. Tarikh al-Khulafa’ (Cet. I; Kairo: Dar al-Fajr li al-Turas,
1999.
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
Islam (Cet.I; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004.
Usairy, Ahmad. Sejarah
Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX ( Jakarta: Akbarmedia, 2009.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar